Salam Gores di Auditorium
Siang itu,
Senin 22 Juni 2003, Jalan Imam Bardjo, SH tampak lengang. Terlihat
para calon peserta SPMB yang sedang duduk-duduk di sekitar teras
Auditorium Undip sembari menunggu panitia istirahat -- 12.00 –
13.00 WIB --.
Di waktu siang bolong yang sepi itu, satpam yang bekerja di tempat
parkir mobil sebelah timur auditorium Undip menangkap firasat
yang tidak beres. Seorang pemuda keturunan cina berkulit putih,
berambut lurus yang sedang berada di samping mobil Honda Ferio
terlihat mencurigakan.
Memang benar. Dugaannya kal ini tidak meleset. Tanpa basa basi,
satpam pun mendekati dan membawanya ke pos satpam di pintu gerbang
depan kampus Undip Pleburan untuk di interogerasi Dengan cincin
akik yang di pakainya, Ia berhasil menggores cat mobil, milik
D. Budi. Meski awalnya tidak mau mengaku, akhirnya mengaku juga.
Seperti yang diungkapkan Joko Siswanto, satpam yang bertugas.
Sewaktu di pergoki, pelaku yang di ketahui bernama A Soeng Sitomorang
ini malah menjawab pertanyaan satpam dengan seenaknya, ”Asem
eh Mbleret,” ujarnya sambil nyengir. Bahkan, alasan yang
di lontarkan pelaku pun tidak masuk akal,” saya ke sini
mau cari cewek, pak”ujarnya lagi dengan akspresi yang sama.
“Tapi kalau hanya mau cari cewek apa hanya di Undip thok
dan apa harus sampai menggores body mobil segala!”, komentar
satpam dengan garang.
Pelaku yang tercatat sebagai mahasiswa sebuah PTS semester delapan
di Semarang ini –Unisbank--hanya bisa diam terpaku dan menunduk.
Sementara massa yang berada di luar ruangan pos satpam semakin
panas saja. Satpam yang bertugas kemudian menyita barang dari
tangan pelaku yaitu STNK motor (no.pol. H 3880 …). Tak lama
kemudian, polisi datang dan membawa pelaku ke kantor polisi.
Dasar nasib lagi apes. Belum sempat masuk mobil, pelaku di hajar
massa sampai babak belur. Joko sendiri mengaku sudah mengawal
ketat pelaku, akan tetapi massa yang notabene mahasiswa Undip
tak dapat dibendung. “Saya sudah berusaha melerainya, karena
massa yang begitu banyak , gagal “, ujarnya.
Keesokan harinya, selasa 23 Juni 2003, pelaku datang di temani
ayahnya, Tan Tie Siong, ke pos satpam Undip untuk mengambil STNK
motor yang di sita satpam. Kejadian serupa itu rupanya bukan untuk
yang pertama kalinya di kampus Undip.”Sudah tiga kali peristiwa
yang sama terjadi di sini, tetapi baru kali ini pelakunya dapat
tertangkap”, ujar satpam sembari mengakhiri pembicaraan.
Untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan,
penjagaan di kampus Undip khususunya auditorium Undip, keamanannya
di perketat. Apalagi, pada masa sekarang ketika pendaftaran SPMB,
bisa saja kejadian yang tidak mungkin terjadi bisa terjadi. *(mm
Bill).
Back
Home