TEATER EMKA
MEMENTASKAN KEHHIDUPAN , MEMENTASKAN KEBENARAN
BELAJAR APA SAJA…
Kita harus mulai bekerja
Persoalan begitu menantang
Satu niat satulah darah kita
Kamu adalah kamu
Aku adalah aku
(iwan fals dkk, album “hijau”. 1992)
Selamat datang kawan-kawan…
Bisa jadi kita memang termasuk yang beruntung dapat mngenyam pendidikan
sampai perguruan tinggi sperti saat ini, dengna kemampuan kecerdasan
dan biaya menuju kesana.
Tapi merasa beruntung dan bersyukur saja tampaknya tidak cukup
untuk seorang mahasiswa tang notabene sebagai kaum intelektual,
satu atribut yang disematkan masyarakat untuk kita. Apatis terhadap
atribut tersebut – selama ini nampaknuya memang demikian
– adalah sebuah kemapanan ang musti kita dobrak,
Ambil inisiatif untuk mengaktualisaaikan kemampuan yang saat ini
kiat miliki. Dinamiskan hari-hari kita dengan membuka mata dan
telinga, belajar apa saja, berinteraksi dan berarti di masyrakat.
Jangan terjebak dengan rutinitas berangkat, kuliah, pulang, pacaran,
hura-hura dan rutinitas yang semacam itu akan menjerakan kita
menjadi mahasiswa itu sendiri. Jadi, mari kita benahi sejak dini.
Sekarang kita punya kesempatan belajar apa saja.
MENEMPA DIRI MELALUI
SENI
Banyak jalan menuju
Roma, banyak media untuk belajar apa saja. Semua media bukan hanya
pilihan untuk kita, lebih darim itu semua adalah kesempatan yang
terbuka. Seni adalah salah astunya. Teater adalah salah satu genre
di dalamnya.
Menurut Goenawan Muhammad (Prisma B, 1998) tugas kesenian pada
umumnya adalah untuk membuat sebuah penghayatan terhadap kehidupan
yang lebih intens. Dengan kata lain, kesenian hendaknya mempunyai
sebuah intensitas terhadap realitas, bukan hanya sekedar meleyakkan
kembali realitas tersebut. Sejalan denga pendapat tersebut, seni
sebenarnya menuntut kita untuk intens dalam dalam mengikuti kebenaran
yang terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat.
Bermacam peran Kehidupan menjadi bahan untuk diolah dan dihidangkan
bagi sebuah kelompok teater. Setiap tahap dalam setiap proses
–secara teknis sekalipun-adalah tempaan yang harus disikapi
dengan kebutuhan menuju perbaikan dalam prosess selanjutnya. Berangkat
dari sana tempaan-tempaan itu kiat aktualisasikan bukan hanya
untuk seni atau lebih khususnya sebuah pementasan naskah sebagai
salah satu kegiatan kelompok tearter saja, tapi akan menjadi bekal
dalam berinteraksi dan berarti di masyarakat.
SEKILAS TENTANG TEATER EMKA
Lahir tahun 1981. Dari
nongkrong-nongkrong cah-cah Sastra yang kemudian digarap eksisi
sampai sekarang. Teater EMKA merupakan sebuah organisasi kampus
di bidang kesenian, khususnya teater yang berada di lingkup Fakultas
Sastra Undip. Sebagai salah satu bentuk Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM), teater EMKA mencoba tetap eksisi di dunia kemahasiswaan.
Sebagai bagian darimkomunitas akademis, kami meras bertanggung
jawab untuk selalu mendinamiskan kampus dengan bermacam kegiatan,
berkaitan denga dunia kemahasiswaan dan kesenian. Kritis terhadap
kondisi permasalahan kampus merupakan target kami untuk berkontribusi
positif terhadap lingkungan akademis.
Teater sebagai salah satu genre dari kesenian,merupakan salah
satu media untuk terus menjalani dan mengerti tentang hidup. Teater
merupakan wadah kami berekspreses dan berproses menyuarakan apa
yang seharusnya kita suarakan, mengabarkan apa yang seharusnya
kita kabarkan, memperjuangkan apa yang memang harus kita perjuangkan
dan tetap berada di garis rakyat.
Tater terbuka bagi setiap mahasiswa Sastra-tidak menutup kemungkinan
mahasiswa Fakultas lain-nutuk menggabungkan diri. Teater EMKA
membutuhkan kader-kader yang loyal dan militan untuk tetap dapat
berproses dalam berkreativitas dan belajar untuk memahami hidup.
SUSUNAN FUNGSIONARIS
TEATER EMKA
(2002-2003)
Ketum : CHE “
Lenong” Purple
Sekum : Sweeta Sekalee & Pink2
Bendum : Fian Lanang Lawang
Dept. Pendidikan : Ning Endi Wae
Dept. Pementasan : Yuli, Laura, Adieets
Dept. Dana Usaha : Pank2, Laela, Yu2n
Dept. Logistik : Agus, Sony, Rika, Penk2
Anggota : Ana, Wisnoe, Bella, Silvie, MotMot, Anton, Agus-irenk,
Ruby, Ria, Lia, Wulan, Iis, Muhib, Agus bejo, Andri, Dewi, Ika,
mey, Dina, dkk.
MESTI SEJENGKAL
PEMENTASAN TEATER EMKA
Tahun 1990 Pentas Opera
Diponegoro di Undip
Tahun 1993 Pentas Wek-Wek Di PKM Joglo Undip Semarang
Tahun 1994 Mengikuti Festival Teater se-Indonesia di ISI Yogyakarta
membawakan lakon GONG
Tahun 1995 Pentas 2 malam EMKA dengan lakon Pentang di Tawang
karya Iwan Simatupang. Khotbah di Atas Bukit karya Kuntowidjoyo
adaptasi Doddy Ardiyansyah, SS. Eksekusi karya Slawomir Mrozek
Tahun 1996 Pentas Pilihan Lurah karya AM Tradjustina
Tahun 1996 EMKA Pentas Happening Art di TIM ( Taman Ismail Marzuki)
Jakarta dalam deklarasi Barisan Oposisi Indonesia.
Tahun 1997 EMKA menggelar pementasan 2 malam dengan lakon perempuan
di titik karya Nawal L. Sadawi dan seperti Air karya Benny Benke.
Tahun 1998 Pentas 2 malam dengan lakon Pilihan Lurah karya AM.
Tradjustina dan Perburuan karya Pramoedya Ananta Toer adaptasi
Sukirman SS. Pentas ke Jepara dengan lakon Pilihan Lurah.
Tahun 2000 Pentas 2 naskah dengan lakon Blaik karya dan sutradara
Lauri Andri M. dan lakon Wek-Wek karya adaptasi D. Djayakusumayang
disutradarai oleh Sukiraman SS di gedung pertemuan Ir. Soenardi.
Tahun
Tahun
Tahun
Back
Home