"Pendidikan Undip
Tidak Lagi Murah..."
Wawancara Utama: Drs. Adi Nugroho, M.Si
Dulu bila ada lulusan SMU diterima di Perguruan Tinggi Negeri
(PTN), dia dianggap cerdas. Bayangkan untuk masuk di PTN favorit
dia mesti menyingkirkan pesaing-pesaingnya, yang jumlahnya bisa
ribuan.
Itu dulu. Sekarang menjadi mahasiswa PTN paling favorit pun relatif
mudah. Asal punya uang puluhan juta, calon mahasiswa bisa memilih
fakultas yang dikehendakinya. Aturan masuk ke PTN yang relatif
baru itu, dinamai Jalur Kerja Sama. Meski memakai nama kerja sama,
intinya tetap sama, mesti membayar dengan uang. Semua aturan baru
itu, sudah dipraktekkan di beberapa PTN favorit di Jawa. PTN itu
antara lain UGM, UI, ITB, UNPAD, UNSOED, dan UNDIP.
Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) Universitas Diponegoro, Drs.
Adi Nugroho, M.Si, ketika ditemui Hawepos Online, mengungkapkan
untuk menembus jalur yang satu ini, orang tua calon mahasiswa
harus berani membayar Rp. 100 juta untuk Fakultas Kedokteran,
Rp. 50 juta untuk Fakultas Teknik, Rp. 25 juta untuk Fakultas
lain. Adi yang juga dosen Ilmu Komunikasi Fisip Undip ini tetap
mengangapnya wajar-wajar saja. “Orang tua calon mahasiswa
tersebut tidak keberatan,” ucapnya. Berikut petikan perbincangannya
dengan Meryana W.
Bagaimana
mekanisme penerimaan mahasiswa baru terkhusus di Undip?
Ada dua jalur penerimaan mahasiswa baru yaitu jalur SPMB (Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru, red.) dan PSSB (Program Seleksi Siswa
Berpotensi, red.). PSSB dibagi menjadi tiga jalur yaitu akademik,
olah raga dan seni, dan pengembangan dan kerjasama.
Total mahasiswa baru yang diterima melalui jalur SPMB dan PSSB
sebanyak 3304 orang. Sedangkan yang diterima melalui jalur PSSB
sendiri hanya 25% dari total 3304 orang sehingga jumlahnya menjadi
764 orang. Sedangkan yang diterima melalui jalur pengembangan
dan kerjasama 1,5% dari semua mahasiswa yang diterima yaitu 48
orang.
Bisakah
anda jelaskan mengenai jalur penerimaan mahasiswa baru melalui
jalur pengembangan dan jalur kerja sama ?
Jalur ini diperuntukkan bagi mereka yang berprestasi dan berasal
dari keluarga yang mampu. Di Fakultas Kedokteran mereka minimal
rangking 10 besar di sekolah asalnya.
Kalau
boleh tahu, berapakah total biaya dari ke 48 mahasiswa tersebut
?
Jumlah biaya belum terhitung, sudah ada di rektorat namun masih
berupa daftar kasar. Belum ada data riil.
Dari
data yang sudah masuk, pendaftar paling banyak di fakultas apa?
Mahasiswa yang paling banyak adalah dari Fakultas Kedokteran.
Terus,
dialokasikan kemana dana tersebut ?
Dana tersebut dugunakan untuk pembangunan dan perawatan fisik.
Sekarang Undip sudah otonomi pendanaan PTN. Karena pemerintah
tidak lagi memberikan dana untuk pembangunan fisik. Dan otonomi
tersebut telah disetujui oleh Dirjen Dikti yang tidak keberatan
mengenai cara-cara yang telah ditempuh.
Kalau
demikian, bisa diasumsikan bahwa biaya kuliah di Undip sudah tidak
murah lagi ?
Pendidikan Undip tidak lagi murah seperti dulu, tetapi relatif
lebih murah dari PTN favorit lainnya. Khusus mahasiswa yang diterima
melalui jalur pengembangan dan kerjasama untuk sumbangannya (SPI,
red) lebih mahal dari mahasiswa yang diterima melalui SPMB. Karena
selain mereka berprestasi mereka berasal dari keluarga mampu.
Namun untuk SPP dan Praktikum sama. Pendidikan dengan dana sekarang
ini masih wajar. Banyak mahasiswa luar negeri seperti Malaysia,
Singapura, ingin belajar di Indonesia. Mereka bersedia membayar
lebih tinggi. Karena menurutnya pendidikan bagus, namun murah
dibandingkan dengan Singapura. Akan tetapi mereka dibatasi. Agar
kita bisa menampung dan mendidik SDM dari negeri sendiri.
Anda
mengatakan, dana tersebut dialokasikan untuk pembangunan dan perawatan
fisik. Contoh riilnya ?
Misal di fakultas kedokteran itu sekarang peralatannya lebih maju.
Selain itu untuk perawatan gedung. Karena tidak ada alokasi dana
dari pemerintah. Walaupun sebenarnya dalam APBN 20 % dana APBN,
untuk pendidikan tapi pada prakteknya belum dilaksnakan. Kemudian
untuk pembangunan kampus Undip di Tembalang. Untuk mendanai studio
mini di Fakultas Fisip. Selain itu digunakan sebagai tunjangan
untuk mendukung pengembangan SDM.
Apakah
orang tua dari ke-48 calon mahasiswa tersebut tidak keberatan
dengan biaya atau sumbangan yang ditentukan ?
Tidak. Orang tua calon mahasiswa tersebut tidak keberatan.
Bagaimana
pengelolan dananya ? Apakah diserahkan masing-masing fakultas
atau tetap di handle oleh universitas ?
Dana sumbangan tersebut 80 % dikelola Fakultas, sedangkan 20 %
dikelola Universitas.
Sebagai
salah satu PTN favorit, apakah harapan Undip mendatang ?
PTN harus lebih maju. Dengan dukungan pendanaan yang memadai saya
yakin PTN mampu menjadi pelopor pendidikan nasional.***
Back
Home