Guy
de Maupassant, Si Jenius yang Produktif
Nama
Lengakap : Guy de Maupassant
Tangal Lahir : (5 Agustus 1980 - 6 Juli 1893)
Kewarganegaraan : Prancis
Genre : Cerita pendek, novel, puisi, drama, catatan perjalanan,
fiksi autobiografi
Sastrawan
Prancis abad 19 ini mulanya tidak terlalu dikenal. Dibandingkan
Gustave Flaubert, Emile Zola atau Honore de Balzac, nama Guy de
Maupassant tidak terlalu populer. Tapi di luar Prancis, Maupassant
sangat cemerlang. Dua sastrawan luar yang menaruh perhatian pada
Maupassant adalah Henry James dan Leo Tolstoy. Heny James menjuluki
cerpenis produktif itu "Singa di Jalan" -a lion in the
path. Sedang Leo Tostoy menyebutnya "a genius".
Laki-laki
yang diakui sebagai "Raksasa Penulis Cerita Pendek"
ini lahir di Chateau de Miromesnil, dekat Tourville-sur-Arques,
Normandy, Prancis. Ia berasal dari keluarga kaya. Ayahnya adalah
keturunan bangsawan. Tapi masa kecil Maupassant tidak bisa dibilang
bahagia. Ia selalu menyaksikan ayah dan ibunya bertengkar. Mereka
bercerai saat Maupassant berusia 12 tahun. Para kritikus selalu
menghubungkan gaya penulisan Maupassant yang realis dengan masa
kecilnya yang suram itu.
Pada usia
19 tahun Maupassant masuk sekolah tinggi dan belajar ilmu hukum.
Setahun kemudian ia meninggalkan universitas untuk menjadi sukarelawan
pada Perang Franco-Prussia. Sepulang dari perang, Maupassant mulai
menjalin hubungan dengan Gustave Flaubert dan Emile Zola. Dari
kedua novelis itulah Maupassant mulai belajar banyak tentang sastra.
Maupassant
mempunyai imajinasi mengerikan, hampir seperti paranoid. Dalam
cerpen The Madman, ia berkisah tentang seorang hakim yang melakukan
pembunuhan hanya karena ingin tahu rasanya membunuh. Cerita-cerita
pendek Maupassant karenanya sering dibandingkan dengan karya Edgar
Allan Poe, cerpenis Amerika yang juga sama liarnya.
Tapi Maupassant
tak cuma mengerikan. Ia juga bisa lucu sekaligus rileks -satu
hal yang tidak terdapat dalam karya-karya Poe. Dalam The Jewels,
dikisahkan seorang lelaki miskin bernama M. Lantin yang begitu
sedih karena ditinggal mati istrinya yang sangat setia. Suatu
hari karena kekurangan uang, Lantin menjual perhiasan imitasi
istrinya. Alangkah kagetnya Lantin ketika di toko emas sang penjaga
mengatakan kalau perhiasan itu bukan imitasi. Di jalan, Lantin
berpikir bahwa tidak mungkin istrinya membeli perhiasan itu. Jadi
itu pasti hadiah. Tapi hadiah dari siapa? Jangan-jangan dari lelaki
lain. Pemikiran itu membuat Lantin tersentak. Kalau istrinya menerima
hadiah dari lelaki lain, berarti ia telah berselingkuh semasa
hidupnya. Karena kesimpulan itu maka Lantin yang malang pun jatuh
pingsan di tengah jalan.
Dalam kurun
waktu 1880-1890, Maupassant telah menghasilkan 300 cerpen, 6 novel,
3 fiksi catatan perjalanan, dan satu jilid puisi. Jumlah yang
sangat luar biasa produktif untuk seorang pengarang.
Ciri khas
tulisan Maupassant adalah objektivitas, bahasa yang terkontrol,
lurus dan ketat, serta sesekali lelucon. Acapkali Maupassant memunculkan
sisi-sisi kecil kehidupan yang terlalaikan. Yang menjadi kekuatan
utama cerita-cerita Maupassant bukanlah "objek ceritanya",
melainkan "caranya bercerita". Oleh para kritikus, Maupassant
kemudian dikategorikan sebagai pengarang beraliran "realis"
atau "naturalis". Yaitu model penulisan yang berciri
"writing about ordinary people, without sentimentalism or
romantic idealism."
Suatu kali Maupassant pernah ditanya dari mana memperoleh insipirasi
untuk beratus cerita pendek yang ditulisnya. Jawabannya mengagetkan.
Ia mengatakan kalau sebenarnya ia tidak terlalu punya inspirasi.
Ide-ide penulisan diambil dari sumber sederhana: biasanya dari
berita di koran atau obrolan santai dengan teman-temannya.
The Smile
of Schopenhauer, cerita pendek Maupassant yang ditampilkan kali
ini, juga satu contoh bagaimana hal-hal "sederhana"
tersebut, di tangan Maupassant, bisa berubah jadi kisah mencekam,
sekaligus menghibur. Cerpen ini juga sebuah anekdot tentang "romantic
idealism". Bahwa Schopenhauer, filsuf Jerman yang pengaruhnya
tak pernah pupus itu, yang oleh kaum moralis dikecam sebagai "iblis",
bisa dipandang dengan lebih rileks dan santai.
Tapi pengarang
yang sangat produktif berakhir tragis. Pada usia 20, usai pulang
dari perang, Maupassant dinyatakan mengidap sipilis. Penyakit
yang terus dideritanya itu akhirnya membuat ia mengalami gangguan
jiwa. Pada usia 42 tahun, Maupassant mencoba bunuh diri dengan
menyayat tenggorokannya. Upaya bunuh diri itu gagal. Maupassant
kemudian dimasukkan ke rumah sakit jiwa di Passy, Prancis. Ia
meninggal di sana setahun kemudian.***
Leny Siregar
Back
Home