e-mail: hawepos_online@yahoo.com
 
RESENSI FILM
Ocean's Eleven
BARAN
 
 
 
 
 
 
 
  Wednesday, 02-Jul-2003  
 


Pada Mulanya Karena Keahlian

Judul : Ocean's Eleven
Sutradara : Steven Soderbergh
Pemain : George Clooney, Brad Pitt, Matt Damon, Andy Garcia, Julia Roberts, Casey Affleck

Kasino bukanlah tempat yang memiliki system pengamanan yang biasa, terlebih kasino besar di Las Vegas. Hanya orang yang cukup gila yang berani merampok tempat seperti itu. Tapi Danny Ocean rupanya tidak cukup waras, dirinya yang baru saja keluar dari penjara, langsung berencana untuk merampok tiga kasino terbesar di Las Vegas. Tiga kasino besar itu dihubungkan dengan satu ruang penyimpanan uang utama, dan kesemuanya dimiliki oleh pengusaha kaya Terry Benedict.

Danny langsung membahas perampokan dengan Rusty, dan Rusty lantas menganggap Danny sudah gila, tapi Danny bersikap semakin serius. Keduanya lalu menemui Reuben, seseorang pengusaha pesaing Benedict yang bersedia mendanai operasional perampokan itu. Untuk melakukan perampokan itu, Danny benar-benar merencanakan dengan matang, dia kemudian mencari sepuluh orang lagi untuk membantunya. Mulai dari pemain sirkus yang mahir akrobatik, Basher sang peledak, hingga Livingston yang bekerja sebagai ahli komputer, tapi yang terbanyak adalah penyusup yang ditugaskan untuk mengalihkan perhatian. Akhirnya Danny memiliki "kesebelasan" yang akan merampok kasino.

Sekilas film Ocean's Eleven tidak ada bedanya dengan film Hollywood lainnya yang alur ceritanya lurus dan klise. Bahkan cenderung untuk mengikuti selera pasar. Tapi cerita perampokan yang sudah dianggap murahan sebagai ciri action Hollywood, berhasil digarap dengan serius dan stylish oleh sang sutradara, Steven Soderbergh.

Proses perampokan sama sekali tidak menggunakan kekerasan, dan sama sekali rumit. Penonton yang tidak memperhatikan bisa bingung. Detail adegan perampokan ditampilkan dengan timing yang tepat antara seluruh anggota "kesebelasan". Anggota yang bertugas mengalihkan perhatian, membuat sibuk petugas kasino, termasuk Terry. Untuk memasuki brankas, diperlukan dua tim yang masing-masing membuka dari dalam dan luar. Agar alarm tidak berbunyi, Basher sang peledak tidak hanya mematikan sensor keamanan, tapi langsung mematikan aliran listrik seluruh kota, sehingga terjadi keributan di kasino. Semua tindakan di atas tidak mengundang kecurigaan petugas keamanan, karena kamera pengawas menangkap gambar brankas palsu yang sudah direplika oleh tim Danny sebelumnya. Lagipula kamera pengawas dan seluruh jaringan komputer kasino juga sudah dikendalikan oleh Livingston.
Ocean Eleven tidak hanya berisi adegan laga yang "rapi", tapi ada juga konflik personal yang mempengaruhi seluruh cerita. Sebelum perampokan terjadi, Rusty baru tahu kalau Tess, mantan istri Danny, menjalin hubungan dengan Terry. Rusty langsung menuduh perampokan ini adalah proyek balas dendam Danny terhadap Terry. Ternyata Tess yang lebih memilih Terry daripada Danny, akhirnya membuat Danny ingin menjadikan perampokan ini sebagai cara untuk merebut Terry kembali.

Alur ceritanya memang lurus-lurus saja, tapi permainan plot yang sedikit dapat ditampilkan dengan luar biasa. Tampak pada saat Reuben bercerita tentang kasus-kasus perampokan yang pernah terjadi di Las Vegas. Tiga kasus pada tiga dekade yang berbeda, digambarkan dengan ciri khas pada masa tersebut. Penumpukan plot juga terjadi saat Rusty bercerita tentang perampokan kepada Terry, dan gambaran yang ditampilkan adalah kejadian yang sesungguhnya sudah terjadi. Sehingga saat selesai memperhatikan Danny bercerita, penonton tidak sadar perampokan sudah berakhir. Berulang kali penonton tertipu dengan arah cerita ini, seperti saat Saul, sang pengalih perhatian, yang tampak mulai tidak beres kesehatannya, membuat orang berpikir dirinya pasti akan membuat kesalahan. Ternyata Saul yang akhirnya jatuh layaknya orang yang terkena serangan jantung, sengaja melakukan itu agar petugas kasino sibuk mencari dokter. Finishing film ini juga sangat cerdas, atau bahkan bisa jadi sangat ruwet.

Tampaknya Soderbergh berhasil menggarap ulang film dengan judul sama dari tahun 60an dengan sukses. Sebagai seorang sutradara Hollywood dia tetap masih punya gaya dan idealisme. Meski tumbuh dilingkungan industri film kapitalis Hollywood, dia tidak perlu mengemis kepada publik dengan mengikuti arus gaya perfilman setempat. Gaya dan cerita filmnya sangat memberontak. Selain tidak mengikuti pasar, dia juga tidak ingin gayanya diikuti pasar. Hingga kini dia dan filmnya berhasil mengendalikan pasar, tapi box office dan bintang ternama tetap diraihnya. Padahal sebelumnya banyak orang meragukan kualitas filmnya, dia sudah terlanjur dikenal dengan cerita yang berisi satire sosial atau skandal politik, tapi kali ini malah menggarap film tentang serombongan bandit.

Seperti layaknya sutradara lainnya yang menggunakan bintang ternama, Soderbergh juga menggunakan Benicio del Toro, Julia Roberts, dan Dennis Quaid, dalam filmnya terdahulu, Traffic dan Erin Bronkovich. Tapi kali ini Soderbergh memang tampak berlebihan dalam menggunakan bintang ternama dalam film Ocean Eleven. Kelima tokoh utamanya diperankan oleh bintang papan atas, tapi semuanya memiliki karakter kuat dan tidak ada satupun memiliki kesan sebagai pemanis. Selain kelima bintang besar itu, film ini juga menampilkan tokoh ternama yang berperan jadi dirinya sendiri, seperti penyanyi jazz Steve Lawrence, dan petinju Lenox Lewis. Secara teknis, setting gambar, warna dan musik film ini tidak seperti layaknya film Hollywood produksi baru, tapi lebih mirip film tahun 60an.
Sebagai catatan akhir, film ini cocok buat ditonton bagi mereka yang ingin belajar memahami film berat.***

Rizki Lazuardi, Ketua Kronik Kine Klub Sastra, Universitas Diponegoro


Back Home

 
 
Komentar, kritik, saran, atau masukan dari anda tentang tulisan di atas dapat anda samapaikan dan tuliskan langsung di sini dan hasilnya juga langsung dapat anda lihat!
Komentar Here