Pada Mulanya Karena Keahlian
Judul
: Ocean's Eleven
Sutradara : Steven Soderbergh
Pemain : George Clooney, Brad Pitt, Matt Damon, Andy Garcia, Julia
Roberts, Casey Affleck
Kasino bukanlah
tempat yang memiliki system pengamanan yang biasa, terlebih kasino
besar di Las Vegas. Hanya orang yang cukup gila yang berani merampok
tempat seperti itu. Tapi Danny Ocean rupanya tidak cukup waras,
dirinya yang baru saja keluar dari penjara, langsung berencana
untuk merampok tiga kasino terbesar di Las Vegas. Tiga kasino
besar itu dihubungkan dengan satu ruang penyimpanan uang utama,
dan kesemuanya dimiliki oleh pengusaha kaya Terry Benedict.
Danny langsung membahas perampokan dengan Rusty, dan Rusty lantas
menganggap Danny sudah gila, tapi Danny bersikap semakin serius.
Keduanya lalu menemui Reuben, seseorang pengusaha pesaing Benedict
yang bersedia mendanai operasional perampokan itu. Untuk melakukan
perampokan itu, Danny benar-benar merencanakan dengan matang,
dia kemudian mencari sepuluh orang lagi untuk membantunya. Mulai
dari pemain sirkus yang mahir akrobatik, Basher sang peledak,
hingga Livingston yang bekerja sebagai ahli komputer, tapi yang
terbanyak adalah penyusup yang ditugaskan untuk mengalihkan perhatian.
Akhirnya Danny memiliki "kesebelasan" yang akan merampok
kasino.
Sekilas film Ocean's Eleven tidak ada bedanya dengan film Hollywood
lainnya yang alur ceritanya lurus dan klise. Bahkan cenderung
untuk mengikuti selera pasar. Tapi cerita perampokan yang sudah
dianggap murahan sebagai ciri action Hollywood, berhasil digarap
dengan serius dan stylish oleh sang sutradara, Steven Soderbergh.
Proses perampokan sama sekali tidak menggunakan kekerasan, dan
sama sekali rumit. Penonton yang tidak memperhatikan bisa bingung.
Detail adegan perampokan ditampilkan dengan timing yang tepat
antara seluruh anggota "kesebelasan". Anggota yang bertugas
mengalihkan perhatian, membuat sibuk petugas kasino, termasuk
Terry. Untuk memasuki brankas, diperlukan dua tim yang masing-masing
membuka dari dalam dan luar. Agar alarm tidak berbunyi, Basher
sang peledak tidak hanya mematikan sensor keamanan, tapi langsung
mematikan aliran listrik seluruh kota, sehingga terjadi keributan
di kasino. Semua tindakan di atas tidak mengundang kecurigaan
petugas keamanan, karena kamera pengawas menangkap gambar brankas
palsu yang sudah direplika oleh tim Danny sebelumnya. Lagipula
kamera pengawas dan seluruh jaringan komputer kasino juga sudah
dikendalikan oleh Livingston.
Ocean Eleven tidak hanya berisi adegan laga yang "rapi",
tapi ada juga konflik personal yang mempengaruhi seluruh cerita.
Sebelum perampokan terjadi, Rusty baru tahu kalau Tess, mantan
istri Danny, menjalin hubungan dengan Terry. Rusty langsung menuduh
perampokan ini adalah proyek balas dendam Danny terhadap Terry.
Ternyata Tess yang lebih memilih Terry daripada Danny, akhirnya
membuat Danny ingin menjadikan perampokan ini sebagai cara untuk
merebut Terry kembali.
Alur ceritanya memang lurus-lurus saja, tapi permainan plot yang
sedikit dapat ditampilkan dengan luar biasa. Tampak pada saat
Reuben bercerita tentang kasus-kasus perampokan yang pernah terjadi
di Las Vegas. Tiga kasus pada tiga dekade yang berbeda, digambarkan
dengan ciri khas pada masa tersebut. Penumpukan plot juga terjadi
saat Rusty bercerita tentang perampokan kepada Terry, dan gambaran
yang ditampilkan adalah kejadian yang sesungguhnya sudah terjadi.
Sehingga saat selesai memperhatikan Danny bercerita, penonton
tidak sadar perampokan sudah berakhir. Berulang kali penonton
tertipu dengan arah cerita ini, seperti saat Saul, sang pengalih
perhatian, yang tampak mulai tidak beres kesehatannya, membuat
orang berpikir dirinya pasti akan membuat kesalahan. Ternyata
Saul yang akhirnya jatuh layaknya orang yang terkena serangan
jantung, sengaja melakukan itu agar petugas kasino sibuk mencari
dokter. Finishing film ini juga sangat cerdas, atau bahkan bisa
jadi sangat ruwet.
Tampaknya Soderbergh berhasil menggarap ulang film dengan judul
sama dari tahun 60an dengan sukses. Sebagai seorang sutradara
Hollywood dia tetap masih punya gaya dan idealisme. Meski tumbuh
dilingkungan industri film kapitalis Hollywood, dia tidak perlu
mengemis kepada publik dengan mengikuti arus gaya perfilman setempat.
Gaya dan cerita filmnya sangat memberontak. Selain tidak mengikuti
pasar, dia juga tidak ingin gayanya diikuti pasar. Hingga kini
dia dan filmnya berhasil mengendalikan pasar, tapi box office
dan bintang ternama tetap diraihnya. Padahal sebelumnya banyak
orang meragukan kualitas filmnya, dia sudah terlanjur dikenal
dengan cerita yang berisi satire sosial atau skandal politik,
tapi kali ini malah menggarap film tentang serombongan bandit.
Seperti layaknya sutradara lainnya yang menggunakan bintang ternama,
Soderbergh juga menggunakan Benicio del Toro, Julia Roberts, dan
Dennis Quaid, dalam filmnya terdahulu, Traffic dan Erin Bronkovich.
Tapi kali ini Soderbergh memang tampak berlebihan dalam menggunakan
bintang ternama dalam film Ocean Eleven. Kelima tokoh utamanya
diperankan oleh bintang papan atas, tapi semuanya memiliki karakter
kuat dan tidak ada satupun memiliki kesan sebagai pemanis. Selain
kelima bintang besar itu, film ini juga menampilkan tokoh ternama
yang berperan jadi dirinya sendiri, seperti penyanyi jazz Steve
Lawrence, dan petinju Lenox Lewis. Secara teknis, setting gambar,
warna dan musik film ini tidak seperti layaknya film Hollywood
produksi baru, tapi lebih mirip film tahun 60an.
Sebagai catatan akhir, film ini cocok buat ditonton bagi mereka
yang ingin belajar memahami film berat.***
Rizki Lazuardi,
Ketua Kronik Kine Klub Sastra, Universitas Diponegoro
Back Home