PSSB
DI UNDIP BELUM TRANSPARAN
Siang
itu, tanggal 1 juli 2003 di tengah panasnya sengatan matahari
di depan gedung LPPU kampus Undip Tembalang, seorang gadis sebut
saja namanya Ayu ( bukan nama sebenarnya –red ) tengah asyik
ngobrol dengan sesama peserta prates martikulasi PSSB didepan
ruang ujian.
Berdasarkan hasil investigasi ,salah satu dari mereka ini adalah
calon mahasiswa PSSB jalur pengembangan dan kerjasama atau akrab
disebut jalur khusus dari fakultas kedokteran. Dalam perjalanan
pulang reprter Hawe Pos membuntuti langkah mereka. Tak usah Suudhon
dulu, kami hanya ingin wawancara.
Gadis cantik berkuning langsat ,berambut pendek ini tidak bersedia
menyebutkan identitasnya karena malu diketahui orang lain. “Awalnya
saya memutuskan Masuk Undip melalui jalur PSSB setelah tidak berhasil
menjadi mahasiswa Universitas Gajah Mada lewat UM –UGM beberapa
waktu lalu . Begitu tahu Undip membuka PSSB jalur PPK (Pengembangan
dan Kerjasama-red ) saya langsung mendaftar dan memilih Fakultas
Kedokteran “,ungkapnya.
Ia mengaku Orang tuanya telah mengeluarkan uang sejumlah 100 juta
rupiah guna membayar sumbangan khusus. Para orang tua dari mahasiswa
jalur PPK ini dipanggil untuk membayar jalur ini yang jumlahnya
minimal 100 juta rupiah untuk FK .”100 juta rupiah itu angka
minimal ,ada juga Peserta lain yang membayar 150 juta rupiah .Saya
kira kalau ada yang membayar lebih dari itu mungkin karena nilai
akademiknya tergolong kurang “, tambahnya yang ditemani
anak PSSB lain dari jalur akademik .”Karena sudah diterima
di Undip ,maka rencana saya akan ikut SPMB tahun inipun terpaksa
Saya batalkan .Penginnya ingin megambil FK UI ,tetapi karena jauh
ya mending di Undip saja “ ,lanjutnya.
Selain itu, Menurutnya syarat untuk menjadi mahasiswa Undip jalur
PPK ini terbilang tidak sulit . Cukup dengan memiliki prestasi
10 besar dikelas dan bersedia membayar uang yang sudah ditentukan
batas minimalnya sudah bisa masuk Undip.
Sementara itu Reporter Hawe Pos yang lain Rabu 2 juli 2003 mencoba
menelusuri benang putus di jalur PSSB. Sekitar pukul 10.20 pagi
saat mentari masih di ubun-ubun ia menemui Ketua PSSB Drs.Yusmilarso,MA,
di gedung LPPU Tembalang . Target wawancara kali ini adalah meminta
data peserta PSSB jalur PPK . Wawancara tersebut berlangsung sekitar
15 menit diruang VIP Audit LPPU.
Rambutnya lurus, sedikit gemuk tampak tersenyum menerima kedatangan
Hawe Pos. “Apakah Bapak punya data mahasiswa baru PSSB jalur
PPK ? “, tanya Hawe Pos. Seketika roman muka Pak Yus, panggilan
akrabnya langsung berubah.
’’Ya ,saya punya data tersebut .”
”Tapi, Maaf ,saya tidak berani memberikan data tersebut
.”
”Kenapa ! “.
.’’Secara prosedural yang punya disposisi untuk data
tersebut adalah PR II sama Rektor “ ,aku Pak Yusmilarso
.
Setelah wawancara tersebut Hawe Pos segera meluncur ke Rektorat.
Memasuki Rektorat tampak rumput-rumput hijau nan asri. Memasuki
beranda depan kami di sambut oleh serdadu berseragam coklat muda
–warna krem-- yang menanyakan maksud kedatangan kami. Setelah
menunggu beberapa menit kami dipersilakan menemui PR II. Didepan
pintu kami disambut sang sekertaris berparas ayu ,berambut panjang
. “Bapak PR II Ada ?” ,tanya Hawe Pos .’’
Ada , didalam .Langsung masuk aja !”. Tanpa panjang lebar
setelah memperkenalkan diri, kami langsung mengutarakan maksud
kedatangan kami. Tetapi apa jawaban Bapak PR II ?. Ia mengaku
kurang tahu mengenai data riil calon mahasiswa baru jalur PKK.
Hanya data asarnya. Berapa jumlah calon mahasiswa baru jalur PPK
dan fakultas apa saja.
Karena tak puas dengan jawabannya, kami mencoba untuk menemui
rektor secara langsung, meski harus ke pleburan. Karena saat itu
menurut informasi dari salah seorang petugas piket Bapak Eko Budiharjo
sedang ada di Rektorat Pleburan.
Beberapa menit kemudian kami tiba di Rektorat Pleburan. Kali ni
kami gagal menemuinya. Beliau sudah keburu meninggalkan pleburan.
Capek, dan perasaan kesal pun hampir saja tak dapat kami tahan.
Kami sadar sebenarnya mereka menghindar dan selalu menunjuk pihak
lain sebagai alasan tidak mau memberikan keterangan yang sebenarnya.
Berapakah data sebenarnya ?, Siapa-siapa saja yang masuk lewat
jalur khusu tersebut? Masih juga blum transparan. ” Saya
membayar 100 juta rupiah untuk menjadi mahasiswa Undip jalur PPK
ini “, jelas ayu .
Back
Home